PEKANBARU, PRORIAU.COM – Dalam menyikapi meledaknya pengunjung yang akan datang ke Kota Teluk Kuantan, sebagai dampak viral nya Pacu Jalur di seluruh dunia saat ini.
Topik ini menjadi perbincangan hangat bagi penggiat medsos beberapa hari belakangan ini, tentang perlunya Pemkab Kuansing menyikapi persoalan persoalan yang akan muncul dalam pelaksanaan acara akbar Pacu Jalur tanggal 20 – 24 Agustus 2025 mendatang.
Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi perlu mengambil langkah langkah strategis untuk mengantisipasi pelayanan pada seluruh bidang yang berkaitan dengan acara akbar Pacu Jalur ini.
A. Infrastruktur & Aksesibilitas
Pemkab Kuansing perlu menyusun proposal argumentatif dan teknis kepada Pemprov dan Pemerintah Pusat untuk:
Meningkatkan infrastruktur jalan dari Pekanbaru (PKU) ke Kuansing.
Menjadikan peningkatan akses ini sebagai bagian dari pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional.
B. Akomodasi & Pelayanan Wisatawan
Pendataan dan pemanfaatan rumah warga sebagai homestay, dilengkapi dengan:
Pelatihan singkat untuk warga agar memahami etika pelayanan wisatawan (hospitality training).
Sertifikasi ringan untuk menjamin kualitas layanan dasar, yang diperlukan para wisatawan yang bakal hadir ke lokasi arena Pacu Jalur tersebut.
C. Pengelolaan Sampah & Kebersihan
Mengerahkan tim kebersihan terlatih dan tambahan relawan untuk menjaga kebersihan selama acara.
Pemasangan papan pengumuman dan edukasi publik tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya di berbagai titik strategis.
D. Pelayanan Multibahasa
Rekrutmen relawan penerjemah, khususnya untuk bahasa Inggris, dalam rangka mengantisipasi wisatawan mancanegara.
Aspek Seremonial dan Budaya Pacu Jalur
Pembukaan resmi (ceremonial) Pacu Jalur harus dirancang dengan baik karena merupakan:
Cerminan awal dan roh dari keseluruhan acara.
Momen utama untuk membangun kesan pertama bagi tamu penting dan wisatawan nasional/internasional.
Tari massal yang menceritakan budaya dan sejarah Kuantan serta Pacu Jalur menjadi highlight utama, maka perlu:
Koreografi profesional, Kabupaten Kuansing mempunyai Bang Epi Martison nan sudah mendunia untuk bisa membantu merancang ini, rasanya tidaklah begitu sulit untuk mengajak beliau pulang kampung untuk menurut tamu tamu akbar Pacu Jalur yang berasal dari se antaro dunia.
Latihan rutin melibatkan pelajar/seniman lokal, dengan koordinator utama Bang Epi Martison.
Semua itu tentunya harus didukung dengan pendanaan dan logistik yang matang agar tampil optimal sewaktu acara digelar di Tepian Narosa Teluk Kuantan.
Nah untuk mewujudkan rencana dan strategi diatas maka perlu langkah langkah berikutnya yakni Strategi Lobi Anggaran Pusat (APBN) untuk Mendukung Pacu Jalur ini agar bisa diimplementasikan dengan baik.
Pemerintah Daerah perlu mengoptimalkan peluang dari berbagai sektor APBN, tidak hanya terbatas pada sektor pariwisata:
Sumber APBN yang Potensial:
1. Sektor Pariwisata:
Pengembangan fasilitas fisik seperti tribun, taman budaya Pacu Jalur, dermaga, dan infrastruktur pendukung.
2. Sektor Lingkungan Hidup:
Rehabilitasi dan pengendalian pencemaran DAS Batang Kuantan.
3. Sektor Perhubungan:
Pengembangan transportasi sungai dan penyeberangan untuk mendukung mobilitas wisatawan.
4. Kementerian Pekerjaan Umum:
Proyek dam dan penguatan tebing sungai untuk mencegah abrasi yang mengancam jalur pacu.
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Bidang Pelestarian Budaya):
Perlindungan dan promosi budaya Pacu Jalur sebagai warisan budaya takbenda.
Upaya Lobi dan Advokasi:
Melibatkan secara aktif Anggota DPR RI Dapil Riau serta anggota Komisi terkait:
Komisi X (Pariwisata & Kebudayaan)
Komisi IV (Lingkungan)
Komisi V (PU dan Perhubungan)
Menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap: naskah akademik, DED (Detail Engineering Design), dan kajian manfaat ekonomi & sosial.
Pacu Jalur bukan hanya perayaan budaya, tapi peluang strategis untuk mengangkat Kuansing secara ekonomi, budaya, dan pariwisata nasional.
Diperlukan koordinasi lintas sektor, profesionalisme panitia, dan sinergi pemerintah dengan masyarakat serta legislatif mulai dari DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi dan DPR RI.
Laporan : Dr. Mardianto Manan, MT
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Riau